Aku adalah campuran dari berbagai unsur kepribadian moyang leluhurku yang telah mendahuluiku. Dalam jiwaku tersimpan cita-cita dan harapan mereka. Dalam darahku mengalir doa dan amal-amal mereka yang abadi, tak terputus.
Seharusnya aku memperjuangkan diri untuk menjadi generasi terbaik seperti yang pernah mereka harap dan doakan untukku. Tapi, nyatanya aku yang sekarang lebih sering kalah oleh keadaan. Maafkan keturunanmu ini, para leluhur.
Aku berharap sebagaimana kalian pernah berharap bahwa kelak ada anak turunku yang mewarisi kebaikan-kebaikan kalian dan menjadi generasi terbaik yang kita impikan bersama. Tenanglah, perjuangan dan doa-doa kalian tak pernah sia-sia. Buktinya, malam ini kalian mengingatkanku bahwa diriku yang sekarang adalah apa yang pernah kalian harap dan doakan. Meski doa itu baru terkabul sebatas pengetahuan bahwa aku mengingat kalian.
Semoga keturunan kita nanti lebih baik lagi, minimal mereka bisa menyusun peta konsep masa depan dengan membaca masa lalu kita. Semoga kalian menjadi bagian dari umat Nabi Muhammad SAW dan mendapat syafaatnya, wahai para leluhurku. Al-Fatihah...
*) di atas kasur, malam jum'at legi, 27 Okt 2016
Ditulis oleh ingatan yang masih tersisa dari masa lampau (sekitar 100-200 tahun lalu).
Selamat hari sumpah pemuda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar