TUGIEZLAND

Sabtu, 14 Februari 2015

UNTUKMU: PEREMPUAN & PENJAGA KHULDI



Aku tak pernah bisa tau maksud Tuhan. Tak pernah. Kadang terpikir olehku untuk sedikit menggugat Tuhan, tapi sedikitpun tak berani, bahkan dalam hati sekalipun. Yang kulakukan hanya bertanya, bertanya, bertanya, dan bertanya. Mungkin Tuhan bosan mendengarnya. Kalau Tuhan menciptakan mulut untuk Diri-Nya sendiri mungkin Ia akan marah besar. Atau mungkin juga Ia terbahak, terpingkal melihat ulahku, ulah manusia yang konyol.


Tuhan, aku sering lalai memang, terutama lalai dalam pergumulanku terhadap makhluk ciptaanmu yang indah: Perempuan. Tuhan, bukankah semua lelaki sama saat berhadapan dengan perempuan, apapun agama lelaki itu? Mungkin yang membedakan hanya kendali diri saja. Sebagai lelaki normal, tentu aku punya ketertarikan seksual terhadap perempuan. Aku percaya, setiap lelaki normal punya ketertarikan lebih terutama pada buah dada perempuan, mungkin itu yang dimaksud buah Khuldi yang membuat Adam rela disingkirkan dari surga demi menyentuh dan menikmatinya. Tapi Tuhan, Engkau tahu kan? Semua itu hanya baru ketertarikan. Aku tersiksa Tuhan, mungkin Engkau bosan mendengar keluhanku tentang itu, Engkau mungkin bosan mendengar pertanyaanku tiap melihat perempuan: Ya Tuhan, kapan aku Engkau halalkan menjamah tubuh perempuan yang benar-benar kucintai? Kapan aku bisa leluasa memanjat pohon khuldi? Kapan buah khuldi itu bisa kumakan, Tuhan? Ah, klasik.

Tapi Tuhan, hanya Engkau yang tahu betapa selalu aku rela menahan untuk menikmatinya. Betapa aku tersiksa batin, seringkali ditawari keadaan yang sangat longgar untuk melihat, menyentuh, mengulum, menikmatinya, tapi tak kulakukan. Aku hanya berani sekilas melihatnya, mungkin sesekali sedikit mencuri kesempatan menyentuhnya. Tapi Tuhan, Engkau pasti tahu, saat dulu pernah Engkau berikanku keadaan dimana pohon itu tak dipagari oleh pemiliknya, dan buahnya terkelupas dari kulitnya, terpampang nyata dihadapan wajahku, aku hanya memandanginya, Tuhan, aku takut. Kalau Adam Engkau singkirkan dari surga ke dunia karena menyentuh dan menikmati buah itu, lalu kemana Engkau membuangku saat melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Adam?

Tapi, kenapa Tuhan, Engkau sering pertemukanku dengan perempuan dan kesempatan yang longgar untuk melakukan apa yang Adam lakukan? Beberapa pohon dan buah khuldi yang kukenal, pernah terjamah oleh tangan lelaki Tuhan. Mungkin lelaki yang sudah tak kuat lagi dengan siksaan batin itu. Engkau selalu memberi tanda tentang itu. Tanda yang kadang tak kukenal. Tapi kadang sangat mudah mengenalinya. Tapi Tuhan, masihkah Engkau sisakan satu untukku pohon khuldi beserta buahnya yang belum pernah terlepas dari kulitnya, yang belum terkulum dan dinikmati para lelaki selainku? Masak Engkau tega Tuhan memberiku sisa-sisa? Ya Tuhan, lindungi khuldiku ya sampai aku berhak menikmatinya.

Oh iya Tuhan satu lagi pertanyaan yang sering kulontarkan, jangan bosan ya? Engkau menciptakan perempuan, lalu Kau suruh mereka menjaga kehormatannya. Kenapa bukan Engkau sendiri yang menjaganya Tuhan? Tuhan, kadang beberapa perempuan tak berdaya dihadapan lelaki. Terlebih lelaki yang dicintainya. Kadang mereka lalai mengunci buah khuldinya, lalai memagari pohonnya. Kadang, ... , kadang, ... , kadang, ... Ah, kenapa bukan Engkau saja yang menjaga kehormatannya Tuhan? Kenapa Engkau tak mencegah Adam saat ia hendak menikmati buah khuldi itu?

Ah sudahlah Tuhan, mungkin itu rahasia-Mu. Aku hanya berdo’a saja semoga para perempuan bisa menjaga kehormatannya, menjaga khuldinya dengan baik hingga ia dihalalkan untuk seorang lelaki. Tapi, kembali lagi, Engkau mungkin terbahak mendengar do’a ini. Mungkin sama terbahaknya ketika Engkau mendengar seorang hamba berdo’a: Ya Tuhan, pertemukan aku dengan orang-orang baik, jadikan pemimpinku dari orang-orang yang baik. Tapi ia sendiri belum beri’tikad berbuat baik. Jadi, Tuhan, jangan jadikan do’aku konyol ya? Biarkan perempuan-perempuan di sekitarku, perempuan yang kan jadi jodohku kelak, perempuan yang membaca ini, bisa menjaga kehormatannya. Bimbinglah mereka cara menjaga khuldi mereka, menjaga kehormatan mereka, kalau perlu berikan tutorial. Eh, maaf, Engkau sudah memberikannya yah, namanya Al-Qur’an. Ehm, satu lagi: Tuhan, bisikkan pada perempuan-perempuan ya agar mereka menutup khuldinya dengan baik, kalau perlu memagari agar tak disentuh, biar kami para lelaki juga tak tersiksa batin melihatnya, atau mungkin juga agar tak tersiksa karena tak berani menyentuh dan menikmatinya, padahal dalam hati ingin sekali melakukan itu. Bisikkan pada mereka ya agar tak ternikmati khuldinya oleh lelaki yang belum Kau berikan hak menyentuh dan menikmati buahnya. Tuhan, ada satu lagi ternyata, cepat-cepat ya kau berikan hakku menikmati buah khuldi, aku sudah ‘ngiler nih’... yah? Jangan biarkan aku nekat mengambil sendiri lalu menikmatinya loh ya, Tuhan? Aku mohon.. cepat ya... Tapi nanti jangan buah khuldi yang sisa-sisa loh ya? Aku ingin memanjatnya langsung dari pohonnya. Sudah, aku banyak mintanya, tapi jangan bosan ya, Tuhan? Hehe.. Engkau kan Maha Asyik.

Salam sayangku untukmu semua perempuan.
Salam cintaku untukmu perempuan yang kelak jadi pasangan hidupku.
Pintaku, jangan biarkan doaku tadi jadi konyol ya? Jaga baik-baik pohon dan buah khuldimu, jaga baik-baik kehormatanmu. Doakan juga aku disini bisa menahan diri untuk menikmati khuldi hingga kita dipertemukan nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar