TUGIEZLAND

Rabu, 13 Februari 2013

PERSAHABATAN



Entah kenapa, secara tak sengaja, atau lebih tepatnya kebetulan, gambar ini mirip dengan gambar seekor kucing setengah duduk yang dilihat dari persfektif depan. Awalnya hanya iseng-iseng untuk menceritakan tentang sebuah persahabatan. Suatu hal yang jarang terlintas untuk kutuangkan dalam gambar. Karena biasanya aku hanya antusias untuk menggambarkan kisah tentang cinta. Bentuk gambar pun tak sama dengan waktu pernama kali membayangkan gagasan ini. Bahkan jauh dari gambaran semula.

Waktu pertama menggores spidol, bayangan yang terlihat jelas hanya tanda tanya dimana-mana. Di setiap sudut kertas hanya terlintas tanda tanya di benakku. Beda dengan gambar-gambar sebelumnya yang selalu menampakkan banyak simbol-simbol abstrak saat melemparkan gagasan dalam kertas kosong. Setelah tanda tanya tergores dalam kertas, barulah muncul berbagai simbol abstrak di samping tanda tanya yang telah tergores. Simbol-simbol abstrak yang saling berdesakan merangsak masuk silih berganti memenuhi kertas. Kupaksakan spidol untuk menangkap beberapa simbol yang berlarian dengan cepat itu lalu menggoreskan ke dalam kertas agar mereka tak berlarian lagi. Kupilih diantara mereka yang  dapat merefleksikan gagasan, pemikiran, mimpi-mimpi, serta pengalamanku tentang persahabatan. Kubiarkan simbol-simbol itu mengalir dengan sendirinya dan tertangkap oleh spidol untuk digoreskannya.
Herannya, setelah hampir jadi dan kupandang-pandang lagi, kok gambarnya jadi mirip kucing gini yah? Ah entahlah, atau mungkin ... banyak sekali asumsi yang terlintas dalam benakku. Dari mulai kemungkinan bahwa hasil akhir ini sebuah pencerahan melalui filosofi kucing (filosofi kucing? Hmm..Bagaimana itu?), simbol-simbol tadi menuntun hikmah dan kesadaran untuk saling menayangi, dsb, dsb. Tapi kesimpulanku menyatakan bahwa ini hanya kebetulan saja.

Tapi, pikiran tentang kucing terus saja menggangguku. Bagaimanapun, menurut kebanyakan cerita, kucing adalah hewan kesayangan Nabi Muhammad. Kucing juga mengandung berbagai mitos kekeramatan, dari yang bernyawa sembilan, membawa sial saat sengaja maupun tidak sengaja menyiksanya, dsb. Tapi saya sedikit percaya dengan mitos tersebut. Saat duduk di SMK dulu, kelasku berada di lantai 3. Cukup tinggi untuk dijadikan tempat bunuh diri. Ada seekor kucing warna putih kekuningan tengah tertidur di depan tangga dekat kelasku. Aku dan beberapa teman yang berjalan menuju tangga melihat kucing itu dan salah seorang teman mengagetinya. Sontak kucing itu terkaget dan berlari. Naasnya kucing itu berlari ke arah yang salah. Ia berlalri menuju sebelah tangga sehingga ia terjatuh dari lantai 3. Kami tercengang melihat kucing itu terjun bebas. Teman yang mengageti tadi terlihat menahan nafas dan seperti menyesali perbuatannya yang iseng-iseng mengageti kucing tersebut. Beberapa detik kemudian, kucing itu menghantam tanah dan tak bergerak sedikitpun. Kami menyangka ia sudah mati. Ahh, ternyata dugaan kami salah, tak berselang lama kucing itu mampu berdiri dan berlari kembali. Kami  saling berpandangan tak percaya, lantas terbahak sekencangnya mengingat kejadian barusan itu. itu yang membuatku sedikit percaya akan mitos-mitos tentang nyawa dan kekeramatan kucing.

Kembali ke laptop, eeh kembali ke topik maksudnya. Kekeramatan itu menunjukkan tentang arti persahabatan. Yah, persahabatan, setiap orang pasti punya pemaknaan tersendiri tentang persahabatan Persahabatan yang didasari (lihat simbol kaki di bagian kiri bawah gambar) dengan ketulusan yang kuat (lihat simbol bunga-bunga di sebelah atas simbol kaki), akan menghasilkan buah manis yang amat dicari-cari kebanyakan manusia, yakni kebahagiaan. Tangan Tuhan akan selalu turut menyelesaikan segenap permasalahan dan keruwetan hidup melalui persahabatan. Angin sepoi akan mendamaikan hati dan piikiran (lihat simbol-simbol di bagian paling atas gambar).

Nyawa kucing sembilan, nyawa manusia hanya satu, tapi persahabatan...??? kucing yang jatuh dari lantai tiga mampu hidup kembali sampai sembilan kali kejadian yang sama (menurut mitos). Peliknya kehidupan, kebangkrutan, kekalahan, penderitaan dan segala hal yang dapat diwakili oleh kata “jatuh”, akan mampu dibangkitkan kembali dengan kekuatan persahabatan yang tulus. Namun, saat kucing kita celakai, kita siksa, kita sakiti, kita akan mendapatkan kesengsaraan, kesedihan, kecelakaan, dsb (sekali lagi menurut mitos). Saat persahabatan kita bangun atas dasar kepentingan pribadi, atas pamrih-pamrih nafsu, atas kepalsuan dan ketidaktulusan, serta atas keburukan lainnya (lihat simbol dedaunan lancip di bagian kanan bawah gambar). Kita juga akan memetik hasil yang buruk, yang menenggelamkan kita pada keraguan, pada kesemuan, pada kebahagian palsu, bahkan kesengsaraan. (lihat simbol lingkaran di bagian kanan tengah gambar, juga simbol-simbol kerumitan di sebelah kirinya)

Persahabatan bukan hanya antara manusia dengan manusia. Manusia dengan hewan juga persahabatan, dengan tumbuhan juga persahabatan, dengan gemelan, gitar, drum, piano, selama dimainkan dengan ketulusan juga persahabatan. Tulisan dan gambar di atas pun juga persahabatan. Karena digambar dan ditulis dengan ketulusan, dengan cinta dan kasih sayang mendalam akan kegemaran (hobi). Jika anda membaca sampai di sini, saya anggap anda sebagai sahabat dan saya berterima kasih pada anda. Jika hanya melihat pun, juga saya anggap sahabat. Bahkan yang mencaci, mencerca ataupun yang memaki pun masih saya anggap sahabat. Karena inti dari persahabatan adalah cinta dan kasih sayang, yang melahirkan sebuah ketulusan, yang bermuara pada Tuhan. Kalau saya sejak awal menganggap anda musuh, saya tidak akan menggambar dan menulis ini. Kalau saya menganggap anda sebagai musuh, saya akan berusaha untuk membunuh anda dengan cara apapun asalkan anda mati. Karena filosofi nenek moyang jawa, yang namanya musuh itu hanya ada dua kata, kalau tak dibunuh yah kita yang terbunuh. Tidak ada kalah ataupun menang. Karena itu, seburuk apapun penilaian anda terhadap tulisan dan gambar saya, ataupun pada pribadi saya. Saya akan tetap menganggap anda sahabat saya, karena saya tak ingin membunuh anda. Terserah anda mau bilang saya munafik dan sebagainya, yang penting inilah cara saya memaknai persahabatan. Dan tentunya anda punya cara pandang tersendiri, bukan?

Selamat hari kasih sayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar