TUGIEZLAND

Minggu, 22 Juni 2014

Manusia dan Cerita


 


Setiap huruf tersusun menjadi kata, kata jadi kalimat, kalimat jadi paragraf, jadi cerita, dan t’lah tak terhingga cerita-cerita dikisahkan manusia. Manusia bercerita satu dengan lainnya. Manusia membangun cerita bersama diantara mereka. Manusia, selalu ingin didengar diantara yang lain. Dan karena itu, mungkin, cerita tak pernah usai. 

Bagi mereka yang tak punya tempat lagi pada siapa cerita mereka ‘kan didengar, alam menjadi jawaban. Mereka menceritakan cerita yang mereka bangun pada anjing, kucing, katak, burung, ombak, angin, hujan, dedaunan yang jatuh, dan pada benda alam yang jumlahnya tak terhingga lainnya. Dan, mereka puas, karena mereka telah bercerita. 
Bagi mereka yang kehilangan gairah bercerita, bagi mereka yang bahkan lupa cara membangun cerita, tak menghilangkan kodrat bahwa mereka tetap bercerita. Tanpa kata, tanpa bertindak, hanya diam. Lalu, apa yang diceritakan? Orang akan menceritakan tentangnya bahwa ia seumur hidup tak pernah bercerita. Itulah cerita yang ia bangun selama hidupnya.

Manusia bercerita. Termasuk aku. Ini duniaku. Terserah kau ingin dengar ceritaku, atau tidak. Aku hanya ingin membangun cerita, lalu menceritakannya padamu yang ingin mendengarkannya. Aku bercerita pada susunan jaringan progam yang terhubung dengan internet yang biasa disebut “blog”. Pada progam komputer yang biasa digunakan untuk mengelola huruf dan biasa disebut “microsoft word”, “open office”, atau apapun yang sejenis itu. Pada merekalah, aku leluasa bercerita. Tanpa tekanan bahwa mereka akan menolakku bercerita. Atau, mendadak mereka bosan dan memunculkan kalimat “BERHENTI MENGETIK” di layar laptopku saat aku mulai mengetikkan ceritaku. Tidak, mereka tak pernah melakukan itu. Mereka siap menampung semua susunan hurufku, apapun itu, yang bisa dibaca ataupun tidak. Pada merekalah bercerita menjadi ringan, selain juga pada semesta, dan pada yang jauh lebih ringan atau yang Maha Ringan.

Manusia bercerita. Aku bercerita. Kau bercerita. Hey, bukankah kau juga merasa bahwa bercerita di tempat ini bisa membuatmu leluasa? Atau, bila kau mungkin belum punya blog, tentunya kau punya media lain. Media dimana huruf-huruf kau rangkai, berharap seseorang mendengar ceritamu, pun satu kata saja. Inilah dunia kita, dunia manusia. Dunia manusia yang bercerita satu sama lainnya. Dengan, atau tanpa kata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar